Senin, 12 Januari 2015

MIMPI IBU 7 ANAK (SOSOK)

"Mimpi takkan pernah menyakitkan apabila Anda terus bekerja di balik mimpi-mimpi itu untuk membuatnya menjadi kenyataan sebanyak mungkin dan sejauh Anda bisa."
Banyak ibu yang sangat mendambakan kesuksesan anak-anaknya. Tetapi tidaklah sedikit juga orang tua yang hanya bermimpi, tidak menjadikan semua mimpi itu nyata. Tetapi mimpi-mimpi itu bisa dicapai oleh ibu saya, Saurlina Sinaga.
Lahir di Medan, 49 tahun yang lalu, ibu bermimpi agar bisa menjadi seorang PNS di bidang pertanian. Tetapi, kejadian G30SPKI telah mengubur dalam-dalam mimpinya tersebut sehingga menjadi angan belaka. Di tahun 1985-an, beliau kemudian merantau jauh dari kedua orangtuanya untuk hidup lebih mandiri di kota orang. Lalu setelah sekian lama hidup di kota orang, ibu akhirnya menikah dengan bapak R.Hutauruk di bulan Oktober, 1989. Bahtera rumah tangga inilah yang kemudian beliau jadikan mimpi-mimpinya kelak.
Dari 25 tahun pernikahannya, ibu dan bapak dikaruniai 7 orang anak. Sebenarnya, memiliki banyak anak membuat beliau menjadi seorang pekerja keras. Mengetahui bahwa beban anaknya sangat banyak, dia tidak ingin menjadi seorang ibu rumah tangga yang hanya di rumah dan tidak membantu suami untuk mencari penghasilan. Beliau mengerjakan apapun yang dia bisa agar anak-anaknya kelak bisa menjadi orang sukses sesuai dengan mimpinya. Prinsipnya adalah saya ada untuk anak-anak saya, seluruh hidup saya adalah untuk anak-anak dan suami. 
Mungkin perkataan kakak sulung saya (Yuniarta V. Hutauruk) benar adanya, bahwa "bermimpilah, karena TUHAN mengambil setiap keping mimpimu, menjadikannya satu, dan pada waktunya akan diserahkan kepadamu." Mimpi ibu satu-persatu agar anak-anaknya sukses terwujud. Beliau memulai hal tersebut dari pendidikan ke-7 anaknya. Pendidikan anak-anaknya, dari anak pertama, sampai anak ke empat telah berhasil ia antarkan sampai ke jenjang perkuliahan. Satu demi satu, pelan tapi pasti, anak pertama dan kedua telah berhasil ia motivasi dan alhasil menyelesaikan kuliah dengan waktu yang sangat singkat, 3,5 tahun saja. Doa dan usaha yang beliau iringi dalam langkah kami tak henti-hentinya, dan ucapan syukur juga telah beliau panjatkan karena kemudian mimpi-mimpinya telah kembali kepadanya untuk membantunya menyelesaikan mimpi-mimpinya yang lain. Anak pertama dan kedua telah bekerja, mereka membantu ibu untuk menyelesaikan mimpi ibu. Mereka membantu perekonomian keluarga yang tengah produktif dengan menyekolahkan adik-adiknya. Ibu tetap bekerja, di usia yang menjelang 50 tahun, ibu tetap bugar dan bekerja. Ibu tidak lantas berdiam diri karena usahanya kini untuk mewujudkan mimpinya dibantu oleh anak pertama dan kedua. Ia terus bekerja dan memotivasi semua anak-anaknya agar mempunyai cita-cita setinggi bintang di langit. Ibu adalah sosok motivator bagi kami, ke-7 anaknya. Kelak, ibu akan tersenyum setelah mimpi-mimpinya menjadi nyata dan mimpi tersebut datang kembali kepadanya. TUHAN memberkatimu, Ibu :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar